JAKARTA – Penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di
Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, memang masih dalam proses investigasi
Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT). Namun muncul sejumlah
fakta mengejutkan terkait pesawat tersebut.
Setidaknya ada dua temuan menarik dan menjadi pembicaraan luas soal
Sukhoi. Terutama menyangkut profil pesawat dan fasilitas militer di
dalamnya.
Fakta pertama: Parasut di Dalam Pesawat
Tujuh personel Kopassus yang berhasil menuruni tebing curam dalam
proses membuka jalur dan evakuasi, menemukan jasad seorang pria
berkewarganegaraan asing yang tergantung dengan parasut di pohon.
Diduga, pria tersebut adalah sang pilot Sukhoi.
Temuan ini cukup menarik karena pesawat komersil biasanya tidak
dilengkapi dengan parasut. Dugaan pun muncul, mungkinkah sang pilot
Alexander Yablontse berusaha loncat dengan parasut?
Spekulasi ini dibantah anggota KNKT Rusia, Sergey Korostiev. Namun
dia membenarkan pesawat nahas tersebut memang membawa parasut. Parasut
itu merupakan bagian dari survival kit pesawat. Saat badan pesawat
hancur berkeping-keping, parasut itu ikut terlontar.
Sementara itu Kepala Basarnas, Marsya Daryatmo, ikut menegaskan bahwa
parasut memang ada dalam pesawat tersebut. Namun dia tidak tahu berapa
jumpah parasut yang disiapkan. Dia tidak bisa memastikan apakah
kontainer berisi survival kit itu dekat atau jauh dari pilot.
Fakta kedua, Sukhoi yang menabrak Gunung Salak itu adalah Pesawat Pengganti
Media di Rusia mengangkat fakta mengejutkan soal Sukhoi Superjet 100
yang jatuh di Gunung Salak. Pesawat nahas tersebut rupanya berbeda
dengan pesawat yang digunakan tur promosi di sejumlah negara sebelum
Indonesia. Pesawat tersebut merupakan pesawat pengganti, karena pesawat
sebelumnya mengalami kerusakan.
Sukhoi Superjet 100 menerbangi sejumlah negara di Asia dalam rangka
promosi kepada calon pembeli potensial. Sebelum ke Indonesia, pesawat
mampir ke negara-negara di Asia Tengah. Setelah dari Indonesia, pesawat
98 seat itu akan mampir ke Laos dan Vietnam.
Disebutkan, pesawat yang awalnya digunakan demonstrasi terbang
menggunakan mesin dengan nomor model 95005. Itu pesawat yang demo di
Kazakhstan dan Pakistan. Namun saat di Pakistan, pesawat tersebut
mengalami ‘sesuatu’ sehingga dia terpaksa dipulangkan ke Rusia.
Sumber-sumber menyebut pesawat itu mengalami gangguan mesin.
Alhasil, pesawat lainnya yang menggunakan mesin nomor 954005
diterbangkan ke Indonesia, tiba di Jakarta pada Selasa 8 Mei 2012. Media
Rusia menyebut, pesawat itu aslinya tidak disiapkan untuk demonstrasi
penerbangan.
Namun, PT Trimarga Rekatama selaku perwakilan Sukhoi di Indonesia
menepis bahwa pesawat Superjet 100 yang diterbangkan di Indonesia
merupakan pesawat pengganti. Hal tersebut dibuktikan dengan nomor
registrasi pengajuan izin Sukhoi ke Kemenhub dan pesawat yang
diterbangkan untuk joy flight memiliki nomor yang sama.